Renungan
Baca : 2 Timotius 2
Pemberitaan injil Kristus bukan hanya
menyangkut pekerjaan memberitakan Kristus “Anak Daud yang telah mati dan telah
dibangkitkan” tetapi juga mencakup bagaimana mengusahakan agar berita itu terus
berlanjut dari generasi ke generasi. Karena itu, Timotius diminta untuk bukan
hanya memberitakan Injil, tetapi juga mempercayakan pemberitaan Injil itu
kepada orang lain yang bisa dipercaya dan juga cakap untuk mengajar orang lain
(2:2).
Pekerjaan ini harus dikerjakan Timotius
dengan mati-matian. Dia harus berani menderita dan menanggung risiko sama
seperti prajurit yang tidak menghiraukan keselamatan dirinya demi menuntaskan
tugasnya (2:3-4). Paulus sendiri mati-matian berjuang demi injil yang sama,
sehingga ia berkali-kali disiksa, bahkan saat itu sedang dipenjara karena injil
yang sama. Asalkan berita Kristus yang dibangkitkan itu diberitakan dan orang
pilihan Allah mendengarkannya, Rasul Paulus tidak memasalahkan dirinya yang
dibelenggu (2:8-10). Ia bukan hanya siap menderita, tetapi juga rela
mendisiplin diri untuk hidup secara benar sama seperti atlit yang mendisiplin
dirinya sehingga berita injil tidak terhalang oleh cara hidupnya (2:5). Lebih
dari itu, ia memiliki keinginan untuk bekerja keras sama seperti petani bekerja
keras menabur benih karena mengharapkan panen besar (2:6).
Mati-matian demi injil Kristus tentulah
tidak mudah. Oleh karena itu, Rasul Paulus meminta agar Timotius berdiri teguh,
tetapi bukan dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, melainkan karena karunia
Kristus (2:1). Apakah yang Anda dan saya usahakan secara mati-matian hari ini?
Apakah Anda berusaha mati-matian untuk memberitakan Kristus dan injil-Nya,
berapapun harga yang harus Anda bayar dan risiko yang harus Anda tanggung? [H]
2 Timotius 2: 3
“Ikutlah menderita sebagai seorang
prajurit yang baik dari Kristus Yesus.”